Rabu, 07 Maret 2012

Manfaat buah duku

Buah duku yang memiliki nama kimia Lansium Domesticum Corr berasal dari tanaman berkayu yang hidup menahun. Buah duku dapat tubuh subur di daerah beriklim basah dengan curah hujan tinggi. Buah duku mentah berwarna hijau, bergetah dan citarasanya sangat asam. Seiring matangnya buah, kulit akan berubah kekuningan dan daging buah akan berasa manis. Buah ini enak di makan segar, kulit buahnya dapat digunakan untuk mengusir nyamuk dengan cara dibakar. Selain itu, kulit juga dapat digunakan untuk pengobatan diare, kulit batangnya dan bijinya digunakan untuk obat malaria. Perasan biji duku memiliki khasiat obat, terutama bagi masyarakat Malaysia biasa memanfaatkan untuk obat sakit kepala. Batang kayunya sangat kuat dan digunakan sebagai bahan membuat kotak atau perkakas. Sedangkan pohon duku yang berdaun rindang ini juga berfungsi untuk melindungi tanah tererosi air hujan serta menghasilkan humus.



Kandungan kimia yang terdapat pada buah duku

Setiap 100 gram buah duku mengandung kalori 7o kal, protein 1.0 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 13 gram, mineral 0,7 gram, kalsium 18 mg, fosfor 9 mg dan zat besi 0,9 mg. Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besi duku setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis.



Manfaat buah duku

Mengandung dietary fiber atau serat yang bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan, mencegah kanker kolon dan membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.
Selain daging buah yang segar menyehatkan, bagian kulit buah dan bijinya juga bermanfaat untuk bahan baku obat anti diare dan menurunkan demam.
Kulit kayunya juga dapat digunakan untuk mengobati gigitan serangga berbisa dan obat disentri.
Sebagian orang juga percaya, benalu pohon duku dapat mengobati dan membasmi sel-sel kanker.

Minggu, 13 November 2011

Merantau Demi ilmu

Bismillahirrahmanirrahim

سَافِرْ تَجِدْ عِوَضًا عَمَّنْ تُفَارِقُهُ * وَانْصَبْ فَإِنَّ لَذِيْذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ
إِنِّي رَأَيْتُ وُقُوْفَ الْمَاءِ يُفْسِدُهُ * إِنْ سَاحَ طَابَ وَإِنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ
وَالأُسُدُ لَوْلاَ فِرَاقُ الأَرْضِ مَا افْتَرَسَتْ * وَالسَّهْمُ لَوْلاَ فِرَاقُ الْقُوْسِ لَمْ يُصِبِ
وَالشَّمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الْفُلْكِ دَائِمَةً * لَمَلَّهَا النَّاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنْ عَرَبِ
وَالتِّبْرُ كَالتُّرَابِ مُلْقًى فِي أَمَاكِنِهِ * وَالْعُوْدُ فِي أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنَ الْحَطَبِ
فَإِنْ تَغَرَّبَ هَذَا عَزَّ مَطْلَبُهُ * وَإِنْ تَغَرَّبَ ذَاكَ عَزَّ كَالذَّهَبِ

Merantaulah, engkau akan mendapatkan pengganti dari orang-orang yang kautinggalkan; dan bekerja keraslah karena sesungguhnya kelezatan hidup itu ada dalam kerja keras
Sungguh aku melihat menggenangnya air itu akan membuatnya rusak; jika ia mengalir maka ia menjadi bagus, dan jika tidak mengalir maka dia tidak bagus
Singa-singa itu, andaikan tidak pernah meninggalkan sarangnya, dia tidak akan mendapatkan mangsa; dan anak panah takkan pernah mengenai sasaran jika tidak meninggalkan busurnya
Matahari itu, andaikan dia berhenti terus di orbitnya; pasti semua manusia akan menjadi bosan kepadanya, baik orang ‘Ajam maupun Arab
Bijih emas itu tidak ada bedanya dengan tanah biasa di tempat-tempat asalnya; sedangkan cendana adalah sejenis kayu bakar saja di negeri asalnya
Jika bijih emas itu meninggalkan negeri asalnya, maka menjadi mahal harganya; dan jika kayu cendana itu meninggalnya negeri asalnya maka ia pun semahal emas. (Imam asy-Syafi’i)

تَغَرَّبْ عَنِ اْلأَوْطَانِ فِي طَلَبِ الْعُلاَ * وَسَافِرْ فَفِي اْلأَسْفَارِ خَمْسُ فَوَائِدَا
تَفَرُّجُ هَمٍّ وَاكْتِسَابُ مَعِيْشَةٍ * وَعِلْمٌ وَآدَابٌ وَصُحْبَةُ مَاجِدِ
وَإِنْ قِيْلَ فِي اْلأَسْفَارِ ذُلٌّ وَغُرْبَةٌ * وَقَطْعُ فَيَافٍ وَارْتِكَابُ شَدَائِدَا
فَمَوْتُ الْفَتَى خَيْرٌ لَهُ مِنْ حَيَاتِهِ * بِدَارِ هَوَانٍ بَيْنَ وَاشٍ وَحَاسِدِ

Merantaulah meninggalkan tempat asal demi mencari kemuliaan; dan bepergianlah karena dalam bepergian itu terdapat lima faedah
Yaitu melonggarkan kesusahan, mendapatkan penghidupan, ilmu, adab, dan berteman dengan orang-orang terpandang
Jika dikatakan bahwa dalam perantauan itu terdapat kehinaan, keterasingan, menempuh padang luas, dan mengalami aneka kesusahan
Maka, sebenarnya kematian seorang anak muda itu lebih baik dibanding jika dia hidup di negeri kehinaan, berdiam diantara orang yang gemar mengadu domba dan pendengki. (Imam asy-Syafi’i)